=================================================
Menurut Wina Sanjaya dalam buku Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (2005:157), pertanyaan yang baik, memiliki dampak yang positif terhadap siswa, diantaranya:
1) Dapat meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran.
2) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu sendiri hakikatnya bertanya.
3) Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa, serta menuntun siswa untuk menentukan jawaban.
4) Memusatkan siswa pada masalah yang dibahas.
2) Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya
Berikut ini Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya sebagaimana disampaikan Moh. User Usman dalam buku Menjadi Guru Professional (2010:7-78), sebagai berikut
a) Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya Dasar
Komponen keterampilan bertanya dasar, meiputi:
1. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
2. Pemberian acuan
Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dengan siswa, contoh: Kita ketahui bahwa pasar adalah tempat beremunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Coba kamu sebutkan faktor penyebab lain yang mengakibatkan orang untuk berbelanja ke pasar.
3. Pemindahan giliran
Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa karena jawaban siswa benar atau belum memadai.
4. Penyebaran
Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya didalam pelajaran, guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak.Ia hendaknya berusaha semua siswa mendapat giliran secara merata. Perbedaannya dengan pemindahan giliran adalah pemindahan giliran, beberapa siswa secara bergilir diminta menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan pada penyebaran, beberapa pertnyaan yang berbeda, disebarkan giliran menjawabnya kepada siswa yang berbeda pula.
5. Pemberian waktu berpikir
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya
6. Pemberian tuntunan
Bila siswa itu menjawab salah satu atau tidak dapat menjawab, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang benar
b) Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya Lanjutan
Keterampilan bertanya lanjut dibentuk atas dasar penguasaan komponen-komponen bertanya dasar.Oleh sebab itu, komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut.
Adapun Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya Lanjutan adalah sebagai berikut:
a) Pengubahan tuntunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
Pertanyaan yang dikemukakan guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda, dari proses mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi. Oleh karena itu guru dalam mengajukan pertanyaan hendaknya berusaha mengubah tuntunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan dari tingkat mengikat kembali fakta-fakta ke berbagai tingkat kognitif lainnya yang lebih tinggi seperti pemahaman, penerapan, analisis sintesis, dan evaluasi. Guru dapat pula mengajukan pertanyaan pelacak (probing)
b) Pengaturan urutan pertanyaan
Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya rendah yang lebih tinggi dan kompleks guru hendaknya dapat mengatur pertanyaan yang diajukan kepada siswa dari tingkat mengikat, kemudian pertanyaan pemahaman,penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Usahakan agar jangan memberikan pertanyaan yang tidak menentu atau yang bolak-balik, misalnya sudah sampai kepada pertanyaan analisis, kembali lagi kepada pertanyaan ingatan, dan kemudian melonjak kepada pertanyaan evaluasi. Hal ini akan mengakibatkan kebingungan kepada siswa dan partisipasi siswa dalam belajar menurun.
c) Penggunaan pertanyaan pelacak
Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru, tetaoi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut.
d) Peningkatan terjadinya interaksi
Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab, tetapi melotarkannya kembali kepada siswa lainnya 3) Prinsip-Prinsip Keterampilan Bertanya
Menurut Moh. Uzer Usman (2006:75) dalam buku Menjadi Guru Profesional terbitan Remaja Rosda Karya , dasar-dasar pertanyaan yang baik yang harus diperhatikan, diantaranya:
a. Jelas dan mudah untuk dimengerti.
b. Diberikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
c. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.
d. Membagi pertanyaan secara merata.
e. Memberikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya. f. Menuntun siswa agar dapat menemukan jawaban yang benar.
g. Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan.
Menurut Rusman (2011:82) dalam buku Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru terbitan Raja Grafindo Persada, Prinsip-prinsip pokok keterampilan bertanya yang harus diperhatikan guru antara lain:
a. Berikan pertanyaan secara hangat dan antusias kepada siswa di kelas.
b. Berikan waktu berpikir untuk menjawab pertanyaan.
c. Berikan kesempatan kepada yang bersedia menjawab terlebih dahulu.
d. Tunjuk peserta didik untuk menjawab setelah diberikan waktu untuk berpikir. e. Berikan penghargaan atas jawaban yang diberikan.
4) Kebiasaan yang perlu di hindari dalam menggunakan Keterampilan Bertanya:
a. Jangan mengulang-ulang pertanyaan apabila peserta didik tak mampu menjawabnya. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya perhatian dan partisipasi.
b. Jangan mengulang-ulang jawaban peserta didik.
c. Jangan menjawwab sendiri pertanyaan yang di ajukan sebelum peserta didik mermperoleh kesempatan untuk menjawabnya.
d. Usahakan agar peserta didik tidak menjawab pertanyaan secara serempak, sebab kita tidak mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab dengan benar dan siapa yang salah.
e. Menetukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan diajukan lebih terdahulu kepada seluruh siswa.Baru kemudian guru menunjuk salah seorang untuk menjawab. f. Pertanyaan ganda. Guru kadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda. Menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
5. Tujuan Keterampilan Bertanya
a. Mendorong anak berpikir untuk memecahkan suatu soal.
b. Membangkitkan pengertian yang lama atau yang baru.
c. Menyelidiki dan menilai penguasaan murid tentang bahan pelajaran, dulu sering bercorak pertanyaan ingatan, sebaiknya juga pertanyaan pikiran.
d. Membangkitkan minat siswa untuk sesuatu, sehingga timbul keinginan untuk mempelajarinya.
e. Mendorong menggunakan pengetahuan dalam situasi-situasi lain
Menurut Syaiful Bahri Dzamarah (2000:107) dalam bukunya yang berjudul “Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif” terbitan Rineka Cipta, menjelaskan tujuan keterampilan bertanya antara lain:
a. Untuk meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu siswa terhadap topik
b. Memfokuskan perhatian pada suatu konsep masalah tertentu c. Mengembangkan belajar secara aktif
d. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
e. Mengembangkan kemampuan berfikir siswa.
6. Alasan Keterampilan Bertanya Perlu Dikuasai Guru Memberikan pertanyaan merupakan salah satu aspek yang penting dalam perbuatan guru. Beberapa alasan mengapa keterampilan bertanya perlu dikuasai adalah:
1) Guru cenderung mendominasi ceramah dalam kelas 2) Siswa belum terbiasa mengajukan pertanyaan
3) Siswa harus dilibatkan secara mental- intelektual secara maksimal
4) Adanya anggapan bahwa pertanyaan hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.
7. Jenis-Jenis Pertanyaan yang harus dikuasai Guru
Jenis-Jenis Pertanyaan yang harus dikuasai Guru dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu a) jenis pertanyaan menurut maksudnya; b) Jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom, dan c) jenis pertanyaan menurut luas-sempitnya pertanyaan. Berikut ini penjelasan ketiga kelompok jenis pertanyaan tersebut yang dikutip dari Hasibuan (2006:15-19) dalam buku Proses Belajar Mengajar, terbitan Remaja Rosdakarya.
a. Jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya
1) Pertanyaan permintaan (Compliance question),
Pertanyaan yang mengharapkan agar orang lain mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. 2) Pertanyaan Retorik (rhetorical question)
Pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh guru karena merupakan teknik penyampaian informasi kepada siswa.
3) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question)
Pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam proses berpikir.
4) Pertanyaan menggali (probing question)
Pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawaban terhadap pertanyaan sebelumnya.
b. Jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom
1) Pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowledge question)
Pertanyaan yang hanya mengharapkan jawaban yang sifatnya hafalan atau ingatan siswa terhadap apa yang telah dipelajarinya. Kata-kata yang sering digunakan dalam menyusun pertanyaan pengetahuan ini biasanya: apa, di mana, kapan, siapa, sebutkan.
2) Pertanyaan pemahaman (comprehension question)
Pertanyaan ini menurut siswa untuk menjawab pertanyaan dengan jalan mengorganisasi informasi-informasi yang pernah diterimanya dengan kata-kata sendiri, atau menginterprestasikan atau membaca informasi yang dilukiskan melalui grafik atau kurva dengan jalan membandingkan atau membeda-bedakan. 3) Pertanyaan penerapan (application question)
Pertanyaan yang menuntut siswa untuk memberi jawaban tunggal dengan cara menerapkan pengetahuan, informasi, aturan-aturan, kriteria, dan lain-lain yang pernah diterimanya.
4) Pertanyaan analisis (analysis question)
Pertanyaan yang menuntut siswa untuk menemukan jawaban dengan cara:
- Mengidentifikasi motif masalah yang ditampilkan.
- Mencari bukti-bukti atau kejadian-kejadian yang menunjang suatu kesimpulan atau generalisasi.
- Menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang ada atau membuat generalisasi dari atau berdasarkan informasi yang ada.
5) Pertanyaan sintesis (synthesis question)
Ciri pertanyaan ini ialah jawabannya yang benar tidak tunggal, melainkan lebih dari satu dan menghendaki siswa untuk mengembangkan potensi serta daya kreasinya. Pertanyaan sintesis menuntut siswa untuk: - Membuat ramalan atau prediksi:
- Memecahkan masalah berdasarkan imajinasinya:
6) Pertanyaan evaluasi (evaluation question)
Pertanyaan semacam ini menghendaki ssiwa untuk menjawabnya dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu issue yang ditampilkan. c. Jenis-jenis pertanyaan menurut luas-sempitnya sasaran
1) Pertanyaan sempit (narrow question)
Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang tertutup, dan biasanya kunci jawabannya telah tersedia.
a) Pertanyaan sempit informasi langsung:
Pertanyaan semacam ini menuntut siswa untuk menghafal atau mengingat informasi yang ada.
b) Pertanyaan sempit memusat:
Pertanyaan ini menurut murid agar mengembangkan ide atau jawabannya dengan cara menuntunnya menilai petunjuk tertentu.
2) Pertanyaan luas (broad question)
Ciri pertanyaan ini jawabannya mungkin lebih dari satu sebab pertanyaan ini belum mempunyai jawaban yang spesifik sehingga masih diharapkan hasil yang terbuka.
a) Pertanyaan luas terbuka (open-ended question): Pertanyaan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari jawabannya menurut cara dan gayanya masing-masing.
b) Pertanyaan luas menilai (evaluating question):
Pertanyaan ini meminta siswa untuk mengadakan penelitian terhadap aspek kognitif maupun sikap. Pertanyaan ini lebih efektif bila guru menghendaki siswa untuk: - Tukar-menukar pendapat terhadap suatu issue.
0 Response to "KETERAMPILAN BERTANYA GURU DAN KEMAMPUAN BERTANYA SISWA"
Post a Comment